Senin, 19 September 2016

Sepatu Monk strap

Kalau  lo adalah orang yang selalu mengikuti trend – trend terkini, sepertinya lo harus mulai aware dengan trend sepatu ini, Setiap orang memiliki satu item mereka tidak bisa hidup tanpanya; kadang-kadang dengan tas, kadang-kadang aksesorisnya. Secara general pria memiliki sedikit kecanduan kepada kemewahan sepatu, apalagi bagi para lo Urbaners, yang selalu pengen tampil necis,  sepatu pasti penting buat lo.
Monkstrap shoe, sepatu dengan style kuno ini secara mengagetkan lagi in  banget di fashion modern saat ini and yes, they’re so in. Mereka menawarkan gaya yang khas untuk menambahkan elemen yang berbeda pada setiap design - designnya, hal indah lainnya tentang Monkstrap Shoe ini adalah bahwa banyaknya desainer yang mengeksplor gaya tradisional ini bukan hanya satu tali tapi juga sampai dua atau tiga tali.

Jelas banget bahwa sepatu ini keliatan keren pas lo mix and match dengan beberapa bentuk pakaian formal. Bisa pas lo make Jas, kemeja yang smart, dasi dan mungkin coat akan terlihat stand out dengan sepasang sepatu ini. Tapi karena sepatu ini menjadi terus dan menerus editorial di design mereka, to wear these shoes are practically limitless. Hampir semua gaya lo bisa masuk kalau pakai sepatu ini.
Lo bisa memakai monk strap shoes ini  ke tren gaya rapi dengan gaya baru atau mungkin mempertahankan tampilan unik geek lobut still look good withthese monkstrap shoes ? Bayangin aja sepatu ini dulu adalah suatu sepatu klasik yang konvensional tapi somehow pas di mix and match dengan gaya yang nggak konvensional akan menjadi perpaduan yang keren banget.

Tidak bisa dianggap remeh, tapi style sepatu ini memang harus diperhatikan, dulu orang mungkin menganggap sepatu tipe ini cuman cocok untuk tipe formal saja, sekarang sudah banyak juga kan ternyata Semi-formalor Casual format-nya, seperti yang dikatakan sebelumnya those designers are really into this. Monk strap Shoe sekarang tersedia dalam pilihan yang banyak  lho urbaners, untuk urusan gaya dan warna, tinggal balik ke lo sekarang mau beli berapa pasang buat sepatu tipe ini. Berani tampil beda nggak?

Sepatu Loafer

Hingga kini, sejarah sepatu Loafer masih menjadi bahan perdebatan. Beberapa penelitian menyebut nama Nils Gregoriusson Tveranger -lah yang pertama kali membuat sepatu jenis ini di tahun 1908. Namun, di luar perdebatan itu ternyata ada kisah menarik dari ‘para’ Loafer tempo dulu yang perlu kamu ketahui.
Kenangan sepatu Loafer terjadi pada tahun 1960, ketika mobil Fiat sedang menikmati masa jaya. Mobil keluaran Italia ini sukses mengambil fokus pecinta otomotif Eropa karena tampilan barunya yang dinilai inovatif.
Kesuksesan Fiat rupanya menginspirasi ‘otak bisnis’ di bidang lain, yaitu pada penciptaan alas kaki yang paling tepat untuk mendukung kenyamanan pengemudi saat mengendarai mobil yang sedang hitstersebut. Dalam hal ini, sepatu jenis Loafer-lah yang terpilih.
Sepatu ini menyuguhkan kepraktisan dan kemewahan, dan ternyata juga berhasil membangun image sebagai jenis sepatu yang selaras dengan semangat otomotif Italia kala itu.
Sejak saat itu, muncullah beberapa perusahaan mode yang berlomba menampilkan ikon “The Original Car Shoe”, salah satunya adalah Tod’s. Perusahaan sepatu dan beragam produk dari kulit ini menyuguhkan Loafer dengan konstruksi bahan kulit yang lembut disertai modifikasi pada bagian dasi sepatunya.
Dulu, sepatu ini termasuk dalam kategori high-end, karena hanya mampu dibeli oleh laki-laki yang cukup kaya dan ingin benar-benar membeli sepatu hanya untuk mengemudi.
Tahun 1963, Loafer pun tak hanya semakin dekat dan ‘bersahabat’ dengan Fiat, tapi juga bagi para pengemudi kendaraan roda empat kebanyakan.
Di samping model sepatunya yang unik, keistimewaan Loafer juga terdapat pada sedikitnya karet nubs di bagian sol-nya. Hal ini sangat memudahkan pengemudi untuk mengoperasikan gas, rem dan kopling dengan tekanan yang lebih stabil.
Kini Loafer tak lagi tersegmentasi sekaku jaman dulu, Loafer telah berbaur di berbagai kaki masyarakat kalangan menengah. Variasi warna dan bahan sungguh menggiurkan para pecinta fashion di berbagai dunia.
Loafer semakin trendi dan siap menemani langkah kaki pria dan wanita kemanapun mereka pergi.

Sepatu OxFod

Oxford shoes, sepatu kulit dan beraksen tali seksi ini dibawa dari negara asalnya Skotlandia dan Irlandia. Entah kenapa dinamai Oxford. Menurut sejarahnya, di tahun 1800, para lulusan Oxford, Inggris, menciptakan sepatu yang identik dengan lubang-lubang artistik, dekoratif (toe cap) membentuk sulur yang menghias permukaan atasnya.
Seperti Coco Chanel yang lekat dengan pernik klasik, gaya sepatu Oxford atau Brogues justru terlihat Androgny, demikian pengamat fashion dunia menilai sepatu bergaya unisex tersebut. Supermodel dunia, Agynes Deyn, adalah pelopor pertama tren Oxford shoes di ranah fashion. 
Sepatu ini sekilas mirip dengan model sepatu pantofel, namun yang membedakan, Oxford shoes memiliki detail jahitan di kanan dan kiri yang membentuk sayap. Oxford Shoes biasanya hadir dalam warna-warna "aman" monokromatik, seperti hitam, coklat, abu-abu dan putih, namun kini tersedia juga Oxford Shoes dalam warna-warna cerah. 
Pengayaan dalam tren Oxford shoes, salah satunya adalah menciptakan model tersebut dengan mengadopsi bentuk ankle boots. Hm, so hot!
Modelnya yang lebih mirip sepatu pantofel pria, membuat sebagian wanita terlalu takut atau pikir-pikir memilih sepatu tersebut untuk dipadupadankan dengan busana. Takut dibilang terlalu maskulin, padahal sejatinya sangat feminin. Alhasil, Oxford Shoes bisa jadi jebakan saat dipadukan dengan busana.
Namun, tak ada yang tak mungkin jika Anda berani memutuskan dan "cerdas" memilih busana yang tepat dipadankan dengan Oxford Shoes, favorit Anda. Seperti juga Sienna Miller, Emma Watson dan Blake Lively, yang tak kehilangan sisi femininnya meski ber-Oxford Shoes.
Agar tak menjadi kormod alias korban mode, sebaiknya jangan pernah melanggar aturan main padu padan busana. Oxford Shoes yang membuat Anda tampil "boyish" bisa diimbangi denganblouse ruffle atau renda berwarna lembut agar terkesan lebih feminin.
Sementara, untuk Anda yang senang tampil casual, sandingkan Oxford Shoes dengan celana pendek (shorts), plus padukan dengan T-Shirt simpel. Imbangi dengan lebih banyak aksesorisbold, untuk kesan feminin. Ingin tampil sedikit beda, boleh intip gaya busana Diana Rikasari,fashion blogger - yang memadukan stocking warna cerah dengan Oxford Shoes hitam, miliknya. 
Padukan dengan pleated skirt di atas lutut, t-shirt feminin atau camisole, untuk tampilan chic. Untuk kesan beda dan lebih muda, tambahkan juga kaos kaki selutut. Sementara, teman dekat Oxford adalah jeans model pensil atau skinny. Padukan saja dengan atasan tunic longgar atau cardigan, lengkapi pula dengan tas feminin.
So, siap tampil beda dengan cara beda?

Sepatu Crocs

Crocs adalah produsen sepatu karet yang berasal dari Colorado Amerika Serikat yang dipasarkan pertama kali tahun 2002. Pada mulanya Crocs didesain untuk kegiatan outdoor dan berlayar. Ini karena Crocs terbuat dari karet yang anti-slip dan pastinya tahan air sehingga mudah untuk dikeringkan karena berbahan dasar Croslite yang anti-bacteria. Sandal sepatu Crocs sangat ringan, empuk dan nyaman, sepatu ini juga digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Dengan cepat Crocs maupun tiruannya tersebar di seluruh dunia.

Sejarah

Crocs, yang terkenal di dunia, awalnya berasal dari sepasang sepatu plastik spa yang berwarna warni. Pabrik manufaktur pertama, dan markas Crocs saat ini, terletak di Boulder, Colorado Amerika serikat. Namun, perusahaan Crocs telah cepat bercabang ke waralaba di seluruh dunia dengan perusahaan yang beroperasi di Italia, Cina, Florida, dan Meksiko. Semuanya berawal ketika George Boedecker mempresentasikan idenya dan mengubahnya menjadi 200 pasang sepatu Crocs pertama, penjualan debut pertama crocs adalah di sebuah acara perahu di Ft. Lauderdale. Setelah menjual hari itu, dia menyadari bahwa dia memiliki sesuatu dengan seluruh banyak potensi.

Titik penjualan utama bagi sepatu Crocs adalah Croslite materi yang mereka buat sendiri, yang dibentuk untuk kaki pemakai dan memberikan kenyamanan dan manfaat ortopedi ganda. Foam Creations, perusahaan yang mengembangkan dan memproduksi Croslite, menjual material bernama crocslite tersebut kepada Crocs pada tahun 2004-bersama dengan hak atas materi Croslite. Berikutnya datang penambahan crocs jibbitz pada tahun 2006, dan crocs menambahkannya dalam kategorinya . crocs jibbitz merupakan aksesoris sepatu, desain kecil yang pop masuk dan keluar dari lubang ventilasi di sepatu Crocs. Hal ini membawa gelombang lain dari penggemar franchise Crocs, dan terus tumbuh. Pada tahun 2007 mendatang akan ada penambahan produksi Bite Footware dan Ocean Minded, golf sepatu dan sandal. Saat ini, 5.300 tim karyawan di Crocs memproduksi berbagai macam gaya sepatu, bersama dengan aksesoris dan pakaian, termasuk garis dompet. Sampai saat ini, anggaran operasional tetap perusahaan sekitar 168.200.000 dolar

Sepatu MacBeth


Founder dari Macbeth Clothing Company adalah Tom dan Mark, dan salah satunya dari band-band seperti Taking Back Sunday dan Alkaline Trio. Kalau Atticus lebih mengkhususkan pada produk pakaian sedangkan Macbeth lebih mengkhususkan pada produk sepatu. Inspirasinya bermula ketika Tom tidak puas dengan sepatu-sepatu pada masa itu karena kurang enak dipakai buat musisi karena mungkin pada masanya banyak sepatu yang lebih konsen ke olahraga/ atlit daripada musisi. Dengan ide awal menggabungkan konsep sepatu dan musik, Tom dibantu oloh Jon Humphrey, suatu penyelenggara konser dan dan wakil presiden produk sepatu Adio mengembangkan Macbeth ini.
Pada awalnya Macbeth hanya memperkerjakan 30 orang dan kebanyakan adalah sanak famili atau teman dekat. Dan kebanyakan adalah orang yang berkecimpung dan through di bidang musik.Atticus dan Macbeth dikembangkan secara independen. Nampaknya tidak juah berbeda dengan cara yang dikembangkan oleh beberapa clothing lokal kita. Independensinya adalah mereka memproduk dan memasarkan sendiri produk buatan mereka. Pada awalnya pun produk mereka ini hanya disebarkan di seputar pantai di San Diego, California, selain memasarkan lewat cara net market melalui situs loserkids.com dan myspace dengan tagline, “Our online store is better than your online store.
Macbeth meraih pasar anak muda salah satunya dengan mengendorse band-band rock kekinian dengan genre punk/ pop punk/ emo/ hardcore/ post-hardcore seperti Alkaline Trio, Angels and Airwaves, Alexis On Fire, Mae, Bane dll. Selain mengendorse band, Atticus juga tampaknya tertarik dengan segala hal kultur anak muda. Brian Ewing yang merupakan seorang designer dan illustrator pun diendorse oleh Atticus.
Salah satu contoh sinergi dengan musik, mungkin kalau Kamu membeli sepatu Macbeth maka di dalam lapisan solnya terdapat salah satu lirik yang diambil dari band-band yang diendorse Macbeth
mungkin kalau Kamu membeli sepatu Macbeth maka di dalam lapisan solnya terdapat salah satu lirik yang diambil dari band-band yang diendorse Macbeth. Selain musik, ada juga misi sosial dalam karakter design sepatunya. Ingat sepatu Macbeth Vegan yang terbuat dari bahan-bahan 100% non hewani/ animal products. Di mana Macbeth memiliki misi untuk menghapuskan kekerasan pada binatang. Dan bahan-bahanya adalah hasil impor dari PETA (People For The Ethical Treatment Of Animals), sebuah organisasi anti kekerasan pada binatang.
Macbeth berawal memasarkan produk lewat internet saja. Mereka tak memiliki tempat untuk mengedarkan produknya dengan hanya diawali beredar di seputaran pantai di San Diego, California. Namun kini Macbeth telah meraih pangsa pasar anak muda yang sebegitu besarnya.
Contoh-contoh produk MACBETH :
1. Macbeth Elliot Premium
2.Macbeth Brighton (yg kebetulan saya punya)
3.Macbeth Winston
4. Macbeth Eliot (Ini Macbeth yg harganya cukup bersahabat :D)
5.Macbeth Matthew

6.Macbeth Schubert (High Model)

7. Macbeth Manchester

8.Macbeth Wallister
9.Macbeth Hensley


10. Macbeth Kent (Keluaran Summer 2011)

Tidak hanya sepatu, Macbeth juga memproduksi Apparel dan Accesories seperti T-shirt, Polo shirt, Hoodie,Hat, Wristband/bracelet,berikut gambar-gambarnya :
1.T-Shirt

2.Polo Shirt
3.Hoodie

4. Hat

5.Wristband / Bracelet

Sepatu DC Shoes

DC Shoes, Siapa yang tidak kenal Brand Sepatu Skate dan Extream sport ini,penjualannya terdistribusi secara luas di Pasar Worldwide termasuk indonesia, DC Shoes mengkhususkan diri di segmentasi market sepatu Extream sport seperti yang paling populer dan khusus yaitu di olahraga Skateboarding selain itu DC Shoes juga fokus di snowboarding, BMX, Rally, Motocross surfing dan masih banyak lagi extream sport lainnya, dan bukan hanya skate shoes dan extream interest shoes yang dominan di produksinya akan tetapi berekspansi kepada produksi kemeja, celanajeans, celana pendekjakettopi,ranseldan aksesoris lainnya. DC Shoes semakin berkembang dan terus berekspansi kesegala segmen jenis pakaian dan di distribusi secara resmi ke setiap negara di Dunia. Tapi tahukah kalian siapa pendirinya dan dari kapan awal mula berdirinya Brand asal California, USA ini? Kita akan membahasnya disini di SneakersHolic.

Pada tahun 1989, Ken Block yang kita kenal sebagai Pe-rally Profesional ini awalnya adalah seorang Snowboarder, pada saat itu masih  berusia 22 Tahun, dia mulai membuat cetakan pertamanya untuk T-shirt yang akan menjadi merk Eightball. Ia mengasah keterampilan desain komputer di Palomar Community College di San Marcos, California, di mana ia bertemu dengan seorang teman sekolah dan juga seorang skateboarder, Damon Way. diamembantu menemukan toko untuk menjual pakaian Eightball. Way Brothers, Danny Way, menjadi salah satu pemain skateboard pro pertama yang mendukung clothing line Eightball.

Orang tua blok memberikan pinjaman $ 10.000 untuk mendukung ekspansi dan produksi Eightball, pada saat itu Block pindah ke kontrakan berbentuk gudang 750 kaki persegi. Blok mengontrak gudang dengan sesama mahasiswa lain, Aaron Lovejoy, untuk memproduksi T-shirt.

Desain yang unik Eightball terbukti langsung populer di skate shop lokal kala itu. lalu Mereka meminta bantuan ayah seorang teman block, Clay Blehm, dan memberikan dukungan dan urusan lainnya karena kebutuhan dan permintaan produksi saat itu sangat membludak. Blehm adalah seorang akuntan pengangguran yang telah meluncurkan beberapa bisnis selama karirnya. saat itu dia menjadi seorang jasa pusat penitipan anak dan bisnis pohon Natal. setelah perusahaan Block tumbuh, Blehm menjadi kepala keuangan danBlok menjadi presiden dan CEO perusahaan.

Sepatu Sneakers

Sneakers adalah jenis sepatu dengan sol fleksibel terbuat dari karet atau bahan sintetis dan bagian atas terbuat dari kulit atau kanvas. Tetapi, seiring perkembangan jaman sekarang banyak sneakers yang terbuat juga dari suede dan nylon. Sneakers awalnya diambil dari kata dalam bahasa inggris, yaitu ‘sneak’ yang berarti penyelinap. Awalnya sneakers adalah sepatu olahraga dan sepatu lainnya yang digunakan untuk olahraga.Sejarah sneakers sendiri pertama kali muncul pada tahun 1800an dengan nama ‘Plimsolls’, nama sneakers belum ada waktu itu. Pada tahun 1892 sebuah perusahaan sepatu karet, Goodyear, menciptakan suatu proses pembuatan sepatu baru dengan mencampur bahan dasar karet dengan kanvas. Hasilnya sepatu bermerk Keds muncul di pasaran. Pada tahun 1908, Converse ikut meramaikan bisnis footwear. Perusahaan milik Marquis M.Converse ini langsung menjadi booming dengan kemunculannya pada banyak pertandingan basket di Amerika. Tidak mengherankan sneakers dari Converse lalu menjadi American Icon. Pada tahun 1920 seseorang yang bernama Adi Dassler, pemilik bisnis sportswear dari Jerman tak lama kemudian membuat training shoes buatan tangan. Perusahaan itu kemudian terkenal dengan nama Adidas. Dan seiringnya perkembangan jaman banyak perusahaan yang berdiri untuk memproduksi sneakers seperti halnya Nike, New Balance, Vans, Asics, Puma, Reebok, dsb. Sejak tahun 1990 hingga sekarang penggila sneakers menjadi semakin banyak dan bertambah, karena sneakers pada saat ini menjadi hal yang istimewa bagi penggemarnya. Sneakers tidak hanya dijual untuk dipakai tetapi juga dijadikan barang koleksi. Seperti halnya mobil, sneakers juga ada yang rare limited edition dan hanya dijual beberapa pcs di dunia ini. Sneakers bekas pun dengan kondisi apapun jika itu barang limited pasti akan banyak dicari para kolektor di dunia. Sneakers sekarang ini menjadi hal yang wajib bagi fashion kawula muda. Tidak cuma anak muda, orang yang sudah tua pun juga tidak sedikit yang menggilai sneakers.Saat ini banyak artis di dunia juga menggunakan sneakers, di Indonesia juga banyak artis yang menggunakan sneakers seperti Raffi Ahmad, Tara Budiman, Wendy Cagur, Omesh, dsb. Dan hal ini yang membuat banyak perusahaan sneakers melirik para artis sebagai ajang promosi perusahaan tersebut. Dan inilah juga yang membuat harga sneakers saat ini melambung tinggi.Untuk perawatan sneakers sangatlah membutuhkan hal yang sangat istimewa, untuk membersihkan sneakers sendiri harus menggunakan cairan tertentu yang memiliki kadar keasaman yang rendah supaya tidak mudah rusak atau hancur bahannya dan menggunakan sikat khusus yang padat, kaku, dan lembut. Tidak bisa sembarangan menggunakan sabun atau deterjen untuk membersihkannya.

Senin, 05 September 2016

Sepatu Roda

Olahraga sepatu roda berasal dari negeri Belanda, diciptakan sekitar abad ke 17 oleh seorang penggemar ice skating. Dia ingin mengubah permainan ice skating menjadi permainan yang dapat bergerak di atas tanah atau jalan keras.Tahun 1763 Joseph Marlin seorang teknisi Belgia dan pembuat alat-alat musik mencoba berlari dengan peralatan ice skating yang dilengkapi dengan roda kecil dari besi, tapi tidak bias berkembang pada waktu itu karena ada larangan pemerintah Belanda bermain sepatu roda di jalan raya. Tahun 1863 sorang bernama James Leonard Plimton’s pencipta “rocking Skate yang kemudian ia patenkan menjadi sangat popular, ia kemudian dijuluki “Bapak Pencipta Sepatu Roda”.

Olahraga itu kemudian popular di Amerika, Inggris dan Austria. Tahun 1876 terbentuk organisasi sepatu roda di Inggris yang bernama NSA (The National Skating Association). Tahun 1924 berdiri organisasi sepatu roda Internasional dengan nama Federasi Internationale de Roller Skating (FIRS). Sekarang sudah menyebar di 5 benua dengan 42 anggota federasi nasional.
Kejuaraan dunia diadakan setiap dua tahun sekali dalam nomer Roller Speed Track, Artistic Roller Skating dan Roller Hockey, untuk Speed Roller Skating direncanakan diadakan kejuaraan setiap tahun di Indonesia. Masuknya sepatu roda di Indonesia ketika masa penjajahan Belanda yang membawa permainan itu ke Indonesia, kemudian menjalar pada anak-anak orang Indonesia yang kebetulan orang tuanya bekerja pada Belanda. Tahun 1978 muncul perkumpulan sepatu roda yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Djakarta (Imada), dan pada tanggal 7 Oktober 1979 terbentuk Pengda Perserosi DKI Jakarta. Pada tanggal 24 – 26 April 1981 dilaksanakan Munas Perserosi I, diikuti oleh 10 utusan Pengda Perserosi. Dan dalam Munas Perserosi I resmi terbentuk PB. Perserosi dengan 14 anggota Pengda yaitu Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Jabar, Jateng, Jatim, Kaltim, Sulsel, Sulut, Sulteng, Riau, Bengkulu, dan DKI Jakarta.

Sepatu Boots

Berbicara tentang sejarah Sepatu Boots, kita harus merunut waktu beberapa ratus tahun ke belakang. Ada beberapa versi cerita sejarah mengenai sepatu yang akhir-akhir ini sedang nge-trend di kalangan anak muda ini. Namun saya akan coba memilih sebuah versi yang membawa kita pergi ke tahun 1200an.

Pada tahun 1200an Masehi, bangsa Mongolia yang terletak di daerah Utara khatulistiwa sudah mulai membuat sebuah alas kaki yang terbuat dari kulit Yak, sejenis sapi yang hidup di daerah Mongolia. Mereka membuat alas kaki yang bentuknya mirip dengan boots di jaman sekarang. Alas kaki ini banyak dibuat untuk melindungi kaki mereka dari dinginnya salju yang sepanjang waktu menyelimuti daerah tempat tinggal mereka. Efek hangat yang diberikan membuat kulit binatang ini menjadi pilihan utama dalam hal pembuatan alas kaki ini. Jadi pada awalnya boots ini dibuat hanya untuk melindungi kaki dari dinginnya salju.Seiring perkembangan jaman, penggunaan boots ini semakin meluas. Awalnya Boots digunakan untuk menyebut sepatu tinggi yang kuat dan bisa melindungi kaki dari benda-benda berbahaya. Pada masa Revolusi Industri di Eropa, boots banyak digunakan pekerja untuk melindungi kaki mereka saat bekerja.



Di Amerika, boots lebih populer dipakai oleh cowboy, dengan bentuk yang lebih runcing di ujungnya, dan juga terdapat gerigi dibagian belakangnya sebagai pengganti pecut saat menunggangi kuda mereka, seperti yang sering dilihat di film-film cowboy pada masa itu.

Minggu, 04 September 2016

Sepatu Reebok

Sejarah Reebok di industri sepatu Merek Reebok mendapat permulaannya kembali pada tahun 1958 ketika bercabang sebagai perusahaan saudara JW Foster and Sons. Awal tahun 1895, JW Foster and Sons mulai memproduksi sepatu dan menjualnya di seluruh Inggris. Meskipun mereka tidak pernah mengumpulkan banyak perhatian, mereka cukup sukses untuk dikenakan oleh para atlet dalam Olimpiade 1924. Kemudian pada tahun 1958, cucu Foster memutuskan untuk membuka cabang untuk membentuk sebuah perusahaan baru yang mereka sebut Reebok. Mereka memilih nama Reebok, yang berarti Afrika Gazelle, karena mereka ingin menggambarkan kecepatan, gaya, dan rahmat. Meskipun perusahaan itu menjual sepatu pada tingkat yang layak di Inggris, mereka masih mengalami kesulitan mendapatkan perhatian pada skala di seluruh dunia. Namun pada tahun 1979 ini semua akan berubah. Pada acara sneaker Perdagangan Internasional Chicago, Paul Fireman memerhatikan merek Reebok melihat potensi besar dalam merek Reebok, serta berkualitas tinggi. Fireman merasa bahwa kualitas saja akan membuat merek ini hit dengan penduduk Amerika Utara. Tanpa membuang-buang kapan saja, Fireman menegosiasikan kesepakatan untuk lisensi dan mendistribusikan merek Reebok di Amerika Serikat, melainkan saat ini bahwa Reebok USA lahir. Pada tahun yang sama, Fireman memperkenalkan tiga sepatu lari ke pasar.Ia memiliki keyakinan begitu banyak produk yang ia harga sepatu di $ 60, yang membuat penawaran harga tertinggi di pasar. Pada 1981, Reebok Amerika Serikat telah melebihi $ 1,5 juta dalam penjualan, dan ini semua dilakukan dengan menjual sepatu dengan sederhana. Pada tahun 1982, perusahaan mengambil langkah yang mengambil industri sepatu olahraga. Reebok memperkenalkan sepatu atletik pertama bagi perempuan. Langkah ini membantu Reebok merebut sebagian besar pangsa pasar di tahun 1980-an Kemudian pada tahun 1989, Reebok memperkenalkan Pump ke dunia basket. Sepatu ini dirancang khusus dengan basket dalam pikiran. sepatu yang digunakan kandung udara yang dapat digelembungkan oleh pompa kecil yang terletak di lidah sepatu.pompa ini dalam bentuk bola basket, dan ketika itu akan mengembang mendorong kandung  sehingga sepatu akan menyesuaikan erat di pergelangan kaki. Sepatu ini dirancang untuk merebut pasar"Nike Air", dan debutnya dengan harga stiker sebesar $ 170; hampir dua kali lipat harga sepatu basket lainnya. Tapi meskipun perbedaan harga besar Reebok telah hit. Selama periode empat tahun mereka menjual lebih dari 20 juta pasang di seluruh dunia. Ini angka penjualan yang sangat besar dibantu oleh Boston Celtic rookie Dee Brown di tahun 1991 akhir pekan All-Star Slam Dunk kontes. Brown keluar untuk kompetisi olahraga tersebut, putih hitam, dan oranye Pompa. Pada saat itu selamanya akan diingat oleh fans basket, sebelum Brown menanggalkan untuk akhir nya dunk dia membungkuk dan dipompa Reebok nya. Setelah melempar kontes clinching dunk (menutup matanya dengan lengannya) ia membungkuk ke depan dan mengempis pompa nya.Reebok instan menjadi terkenal sebagai anak-anak di mana-mana merasa seperti sepatu ini bisa membawa permainan mereka ke tingkat pro.Tapi secepat itu lepas landas, para Pompa mulai memudar dari mata publik. Ini meninggalkan Reebok tanpa penjual satu nomor, dan berebut selama istirahat besar melalui. Kemudian pada tahun 1958, cucu Foster memutuskan untuk membuka cabang untuk membentuk sebuah perusahaan baru yang mereka sebut Reebok. Mereka memilih nama Reebok, yang berarti Afrika Gazelle, karena mereka ingin menggambarkan kecepatan, gaya, dan rahmat. Meskipun perusahaan itu menjual sepatu pada tingkat yang layak di Inggris, mereka masih mengalami kesulitan mendapatkan perhatian pada skala di seluruh dunia. Namun pada tahun 1979 ini semua akan berubah. Pada acara sneaker Perdagangan Internasional Chicago, Paul Fireman memerhatikan merek Reebok melihat potensi besar dalam merek Reebok, serta berkualitas tinggi. Fireman merasa bahwa kualitas saja akan membuat merek ini hit dengan penduduk Amerika Utara. Tanpa membuang-buang kapan saja, Fireman menegosiasikan kesepakatan untuk lisensi dan mendistribusikan merek Reebok di Amerika Serikat, melainkan saat ini bahwa Reebok USA lahir. Pada tahun yang sama, Fireman memperkenalkan tiga sepatu lari ke pasar.Ia memiliki keyakinan begitu banyak produk yang ia harga sepatu di $ 60, yang membuat penawaran harga tertinggi di pasar. Pada 1981, Reebok Amerika Serikat telah melebihi $ 1,5 juta dalam penjualan, dan ini semua dilakukan dengan menjual sepatu dengan sederhana. Pada tahun 1982, perusahaan mengambil langkah yang mengambil industri sepatu olahraga. Reebok memperkenalkan sepatu atletik pertama bagi perempuan. Langkah ini membantu Reebok merebut sebagian besar pangsa pasar di tahun 1980-an Kemudian pada tahun 1989, Reebok memperkenalkan Pump ke dunia basket. Sepatu ini dirancang khusus dengan basket dalam pikiran. sepatu yang digunakan kandung udara yang dapat digelembungkan oleh pompa kecil yang terletak di lidah sepatu.pompa ini dalam bentuk bola basket, dan ketika itu akan mengembang mendorong kandung  sehingga sepatu akan menyesuaikan erat di pergelangan kaki. Sepatu ini dirancang untuk merebut pasar"Nike Air", dan debutnya dengan harga stiker sebesar $ 170; hampir dua kali lipat harga sepatu basket lainnya. Tapi meskipun perbedaan harga besar Reebok telah hit. Selama periode empat tahun mereka menjual lebih dari 20 juta pasang di seluruh dunia. Ini angka penjualan yang sangat besar dibantu oleh Boston Celtic rookie Dee Brown di tahun 1991 akhir pekan All-Star Slam Dunk kontes. Brown keluar untuk kompetisi olahraga tersebut, putih hitam, dan oranye Pompa. Pada saat itu selamanya akan diingat oleh fans basket, sebelum Brown menanggalkan untuk akhir nya dunk dia membungkuk dan dipompa Reebok nya. Setelah melempar kontes clinching dunk (menutup matanya dengan lengannya) ia membungkuk ke depan dan mengempis pompa nya.Reebok instan menjadi terkenal sebagai anak-anak di mana-mana merasa seperti sepatu ini bisa membawa permainan mereka ke tingkat pro.Tapi secepat itu lepas landas, para Pompa mulai memudar dari mata publik. Ini meninggalkan Reebok tanpa penjual satu nomor, dan berebut selama istirahat besar melalui. 



 
Sebagai penjualan terus menurun sepanjang 90-an, Reebok sedang mencari cara untuk memperoleh kembali pangsa pasar yang sedang didominasi oleh Nike. Setelah berbagai upaya gagal untuk menghasilkan hasil, Reebok memutuskan untuk mencari dukungan sebagai cara untuk meningkatkan brand awareness. Pada tahun 1996, mereka dipatok pendatang baru NBA Allen Iverson sebagai target.Dari tahun 1996 sampai 2000, dan Reebok Iverson memiliki banyak keberhasilan mempromosikan merek baik di dan luar lapangan. Dengan Iverson cepat menjadi superstar NBA, sepatunya yang dikenal sebagai "Jawaban" adalah menjual dengan cepat dan membantu untuk membawa Reebok kembali ke garis depan industri. Pada tahun 2001, Reebok membuat komitmen besar untuk Iverson dengan menandatangani kontrak dia untuk hidup yang panjang yang menjamin bahwa ia olahraga merek tersebut sampai hari-harinya di NBA sudah berakhir. Kemudian pada tahun 2005, selama akhir pekan NBA All-Star Reebok memperkenalkan ATR baru (Di atas RIM) Pompa. Sepatu ini didasarkan dari teknologi yang sama dengan Pompa asli, tapi kali ini pompa terletak pada pergelangan kaki luar sepatu. Lagi memungkinkan untuk atlet untuk mendapatkan cocok sempurna. Selama permainan 2005 All-Star, superstar NBA Allen Iverson dan Yao Ming memamerkan Pompa ATR kepada dunia. Industri ini memberikan tampilan pertama mereka di Pompa baru dalam tindakan. Selain Iverson dan Ming, superstar Steve Francis, Baron Davis, dan Jerome Williams juga mengenakan Pompa baru. Tak lama setelah ATR baru Pompa debutnya, Reebok sedang terguncang sekali lagi.Mereka dibeli oleh Jerman Adidas-Salomon sebesar $ 3780000000. Alasan untuk merger ini cukup jelas bagi semua orang di industri sepatu. Reebok dan Adidas duel terus-menerus keluar untuk tempat kedua di belakang sepatu raksasa Nike. Mereka merasa bahwa dengan menggabungkan kekuatan, mereka mungkin dapat menggulingkan Nike dan menjadi nomor satu produsen sepatu di dunia. Tapi mereka masih memiliki jalan panjang sebelum ini datang membuahkan hasil. Pada tahun 2004, Nike memiliki kurang lebih 36% pangsa pasar di industri sepatu Amerika Serikat, di mana sebagai Adidas dan Reebok gabungan sekitar 21%. Dengan Reebok bergabung tangan dengan Adidas, mereka mencari untuk mendapatkan kembali popularitas yang mereka alami pada 90-an. Dengan terus membangun dan memasarkan produk sekitar superstar NBA, Reebok tendangan akan segera kembali menjadi populer di antara Ballers di seluruh dunia.